PENDAHULUAN
Manajemen merupakan salah satu bagian penting dari organisasi koperasi. Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada mutu dan kerja dalam bidang manajemennya. Apabila orang-orang dalam manajemen ini memiliki kejujuran, kecakapan dan giat dalam bekerja maka besarlah kemungkinannya koperasi akan maju pesat atau setidak-tidaknya tendensi untuk terjadinya kebangkrutan dapat ditanggulangi. Tetapi sebaliknya, apabila orang-orang ini tidak cakap, curang atau tidak berwibawa tentulah koperasi pun akan mundur atau tidak semaju seperti yang diharapkan.
Kita sering melihat, terjadinya kesulitan-kesulitan dalam soal keuangan, soal menarik perhatian anggota pada koperasi, pemasaran barang-barang, organisasi yang kacau dan sebagainya. Kesulitan-kesulitan semacam itu pangkal persoalannya karena ketidakberesan pada manajemen.
Manajemen memang bukanlah satu-satunya unsur yang menentukan gagal tidaknya suatu usaha, tetapi bagaimanapun orang-orang yang duduk dalam manajemen ini mempunyai peranan penting. Lebih-lebih dalam organisasi koperasi yang bukan kumpulan modal uang melainkan kumpulan orang-orang. Sehingga dari sekian banyak koperasi yang gagal banyak diantaranya yang disebabkan oleh kekacauan dalam bidang manajemen.
Dengan mendasarkan pada gambaran tersebut diatas, maka manajemen koperasi dapat didefinisikan sebagai cara pemanfaatan segala sumber daya koperasi sebagai suatu ekonomi, secara efektif dan efisien dengan memperhatikan lingkungan organisasi dalam rangka usaha mencapai tujuan organisasi dengan mendasarkan pada asas-asas koperasi.
Memang manajemen koperasi mempunyai sifat-sifat yang khusus, yang tidak ditemukan pada Perseroan Terbatas, yang semuanya ini bersumber pada sifat-sifat khusus dari tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh koperasi. Sifat-sifat khusus yang tidak ditemukan pada Perseroan Terbatas tersebut diantaranya adalah :
1. Tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi mengutamakan pemberian pelayanan kepada anggota-anggotanya.
2. Agar pengendalian koperasi tetap berada di tangan anggota sebagai perwujudan dari sifat emokrasi dari koperasi dan menghindari terjadinya konsentrasi kekuasaan berada di beberapa tangan.
Dalam manajemen koperasi terdapat aspek-aspek manajemen koperasi yaitu :
1. Manajemen Operasi
2. Manajemen Keuangan
3. Manajemen Pemasaran
Dari ketiga aspek manajemen yang ada, penulis mencoba menguraikan lebih lanjut tentang Peranan Manajemen Keuangan pada Koperasi Karyawan Perdana Mandiri PT. Jamsostek (Persero) cabang Cawang.
Dari hasil tinjauan terhadap Koperasi Karyawan Perdana Mandiri PT. Jamsostek (Persero) cabang Cawang ini, dimana terlihat keterbatasan pada sumber daya tenaga pengelola yang selama ini masih ditangani oleh karyawan dari perusahaan itu sendiri, namun dari hasil Laporan Keuangan tiga tahun periode 2005-2007 tampak terlihat laba yang semakin meningkat setiap tahunnya. Ini menunjukkan bahwa manajemen pada koperasi karyawan ini berjalan cukup baik.
Dari penulisan ini, penulis berharap dapat menambah ilmu dan wawasan tentang manajemen keuangan koperasi serta harapan lain yaitu Koperasi Karyawan Perdana Mandiri PT. Jamsostek (Persero) cabang Cawang bisa lebih berkembang dengan pengelolaan manajemen yang efektif dan efisien.
BAB II
I S I
Dalam sebuah usaha, manajemen keuangan menjadi pusat perhatian dalam pengelolaan berbagai aspek keuangan. Sebagai salah satu sumberdaya strategis untuk menjalankan usaha, maka masalah pengelolaan keuangan ini sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup Koperasi.
Sesuai dengan cakupannya itu, maka hakikat manajemen keuangan adalah mengupayakan tercapainya keseimbangan antara kebutuhan dana serta penggunaannya. Pengertian seimbang dalam hal ini adalah keseimbangan antara sisi aktiva dengan pasiva neraca. Sisi aktiva menunjukkan macam-macam pos-pos kekayaan (pembelanjaan), sedangkan sisi pasivanya menunjukkan sumber-sumber dana yang digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan pembelanjaan tersebut. Pembelanjaan yang direncanakan dengan baik, akan menempatkan Koperasi pada posisi yang sehat dilihat dari segi likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.
Di dalam manajemen keuangan sebagaimana diatas ada hal-hal yang mendapat perhatian khusus yaitu :
Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki oleh koperasi, dengan maksud untuk dijual kembali atau diproses lebih lanjut menjadi produk baru yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi.
Walaupun pembuatan laporan keuangan kadang tidak tepat waktu, namun pengurus masih dapat mengelola dengan berpegang pada prinsip-prinsip manajemen keuangan yang berlaku.
Dari hasil peninjauan terhadap Koperasi Karyawan diatas dapat dilihat keseimbangan antara aktiva dan pasiva. Selain itu peningkatan laba setiap tahun selalu ada. Dibawah ini penulis coba tampilkan Neraca dan Laporan Pendapatan Koperasi Karyawan PT. Jamsostek (Persero) cabang Cawang yang diperoleh dan dibukukan dengan berdasarkan transaksi rutinitas yang dilakukan oleh anggota dan pengurus koperasi.
Walaupun koperasi karyawan ini masih tergolong koperasi kecil yang kegiatannya lebih terfokus pada penjualan dan simpan pinjam, tetapi dari segi manajemen koperasi karyawan ini sudah dapat dikatakan sehat dari segi likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.
Berikut dibawah ini Neraca serta Laporan Pendapatan dan Beban Koperasi Karyawan Perdana Mandiri PT. Jamsostek (Persero) cabang Cawang dengan mengambil data laporan periode tahun 2005 sampai dengan 2007.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peranan manajemen keuangan dalam sebuah koperasi sangatlah penting. Karena berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada mutu dan kerja dalam bidang manajemennya.
Dengan adanya penerapan manajemen keuangan dalam proses operasional koperasi karyawan ini dapat diupayakan tercapainya keseimbangan antara kebutuhan dana serta penggunaannya.
Jika manajemen keuangan diterapkan secara rutin pada setiap koperasi dan diimbangi dengan hasil/laba yang meningkat dalam kegiatan operasional maka akan tercapailah kinerja sehat dilihat dari segi likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.
2. Saran
agar selalu memaksimalkan hasil kinerja dan laba, walaupun dengan keterbatasan sumber daya
manusianya.