Minggu, 16 Januari 2011

Kasus KKN Yang Menghancurkan Jalan Bisnis dan Politik di Indonesia Saat Ini


KKN atau yang kita kenal dengan Korupsi Kolusi dan Nepotisme merupakan perilaku yang sudah sangat melekat pada setiap organisasi di Indonesia ataupun perorangan, baik organisasi kecil sampai organisasi besar.
Walaupun telah diadakan seleksi yang cukup ketat untuk dapat duduk di kursi pemerintahan dengan syarat pendidkan yang tinggi pula, namun tidak didukung oleh akhlak yang baik sehingga menghalalkan berbagai cara hanya untuk menguntungkan diri sendiri beserta golongannya.
Masalah KKN sampai saat ini masih belum dapat dihapus 100%. Sebagai contoh kecil seorang pimpinan perusahaan memasukkan karyawan baru yang walaupun hanya seorang tenaga outsourching yang berasal dari hubungan keluarga tanpa harus melalui tes ini itu tanpa melihat apakah perusahaan itu membutuhkan SDM baru atau tidak, hal ini secara tidak langsung sudah menimbulkan kecemburuan social bagi pelamar kerja yang benar-benar mempunyai potensi dalam perusahaan itu, selain itu pula dapat merugikan perusahaan dengan harus mengeluarkan gaji kepada pegawai baru tersebut.

Untuk masalah korupsi. Baru saja dirilis oleh Transparency Index tahun 2010. Bahwa peringkat Indonesia dalam Indeks Persepsi Korupsi adalah menempati rank.110 dari 200 Negara di dunia. Ini menandakan Indonesia adalah negara terbersih ke-110 dari 200 Negara,dan terbersih ke-4 dari 11 Negara di Asia Tenggara. Kita harus tahu,bahwa Negara Maju seperti RUSSIA hanya menempati rank.154 dari 200 Negara terbersih,atau jauh lebih korup dari Indonesia.Tetapi mereka kaya.Dan negara-negara Afrika,dan beberapa negara Asia lebih bersih korupsi dari Indonesia tetapi mereka miskin.Sedangkan Indonesia tetap kaya mengapa??? Begini contohnya: Indonesia memiliki kekayaan pemisalan 10 Juta Rupiah,Negara-negara Afrika rata-rata hanyalah 1 Juta Rupiah,Negara-negara Asia 8 Juta Rupiah. Indonesia dikorup 20%,Afrika 5%,Asia 10%,Rusia 40%.Walaupun Indonesia dikorup 20% tetap saja lebih kaya Indonesia,karena 10 Juta Rupiah dikorup 20% masih tersisa 8 Juta Rupiah kan??? Itulah negara kita tetap kaya. Sehingga Indonesia bisa masuk 20 Negara Kaya dengan Ekonomi Terbesar yang dijadikan Ekonomi Utama Dunia(G-20). Saat ini dalam Anggaran penyelengaraan Negara guruku berkata dan aku lihat di Internet sudah dijalankan dengan benar dan baik adalah sebesar 80%,dan pada tahun 2011 ditargetkan mencapai 90%.Berarti saat ini yang belum berjalan dengan baik adalah 20%.

Belum lagi masalah kolusi yang masih dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang selalu memberikan iming-iming kepada petugas instansi dengan maksud agar proposal tendernya disetujui. Alhasil, dengan banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan tersebut maka akan mengurangi biaya projek tersebut, seperti kita lihat pembangunan-pembangunan jalan, bangunan, dan lain-lain yang cepat mengalami kerusakan, itu semua disebabkan karena adanya pengurangan biaya bahan baku yang digunakan untuk upeti para pihak terkait. Sungguh menyedihkan jika sampai akhir hayat Negara Indonesia harus berlaku seperti itu.
Oleh karena itu, menurut saya pendidikan Ilmu setinggi apapun tidak akan berarti bila tidak dibarengi dengan akhlak yang baik pula. Jika semua berakhlak baik, insya Allah Indonesia bisa lebih cepat menjadi Negara maju dan makmur bebas dari KKN.
--------------------
Lis Setiawati
27209017
5EB15
Sosiologi dan Politik #

Tugas VI - Sospol

Analisa Hubungan Antara Bentuk Birokrasi Negara Maju dan Negara Berkembang Dalam Mengatasi Kebutuhan Masyarakat

Birokrasi merupakan hal yang penting dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, namum masalah netralitas birokrasi dari masa ke masa menjadi salah satu hal yang masih diperdebatkan. Marx menyatakan bahwa birokrasi sebaiknya memposisikan dirinya sebagai kelompok sosial tertentu yang dapat menjadi instrumen dari kelompok yang dominan dan berkuasa. Kalau sebatas hanya sebagai penengah antara negara yang mewakili kelompok kepentingan umum dengan kelompok kepentingan khusus yang diwakili oleh pengusaha dan profesi, maka birokrasi tidak akan berarti apa-apa. Dengan konsep seperti ini berarti Marx menginginkan birokrasi harus memihak kepada kelompok tertentu yang berkuasa. Masa depan dan kepentingan birokrasi menurut konsepsi Marxis pada tingkat tertentu menjalin hubungan yang sangat erat dengan kelas dominan dalam suatu negara. Di sinilah netral atau tidaknya suatu birokrasi sudah ramai di bahas. (Miftah Thoha; 1993).
Sedangkan Hegel dengan konsep tiga kelompok dalam masyarakat di atas menginginkan birokrasi harus berposisi di tengah sebagai perantara antara kelompok kepentingan umum yang dalam hal ini diwakili negara dengan kelompok pengusaha dan profesi sebagai kelompok kepentingan khusus. Jadi dalam hal ini birokrasi, menurut Hegel harus netral.

Karakteristik Negara Maju

Sumber Daya Alam Dimanfaatkan secara Optimal
Pemanfaatan teknologi dan kepemilikan modal membuat masyarakat di negara maju mampu memanfaatkan sumber daya alam secara optimal, menemukan sumber daya alam baru, ataupun memanfaatkan sumber daya alam yang telah ada sebagai energi alternatif. Misalnya pemanfaatan tenaga angin, air, atau energi matahari untuk menggantikan fungsi dari energi minyak bumi.
Dapat Mengatasi Masalah Kependudukan
Hal ini dikarenakan angka pertumbuhan kecil, jumlah penduduk pada umumnya tidak terlalu banyak, angka beban ketergantungan kecil, kualitas dan produktivitas penduduk tinggi, pendapatan perkapita tinggi, dan peluang kerja dan kesempatan berusaha terbuka luas.
Tingkat dan Kualitas Hidup Masyarakat Tinggi
Tingginya kualitas penduduk mendorong semakin tingginya produktivitas masyarakat yang bermuara pada semakin tingginya pendapatan perkapita dan pendapatan nasional.
Tercukupinya Penyediaan Fasilitasilitas Umum
Negara maju memiliki kemampuan berupa sarana dan dana dalam memberikan pelayanan fasilitas umum yang memadai bagi warganya. Hal ini juga didukung dengan tingginya tingkat kesadaran warga masyarakatnya dalam memelihara dan memanfaatkan ketersediaan sarana fasilitas umum yang ada.
Tingkat Pendidikan Relatif Tinggi
Tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator penting yang menunjukkan kualitas penduduk suatu negara. Di negara-negara maju secara umum penduduknya sudah memiliki kesadaran tinggi akan arti penting pendidikan dan penguasaan Iptek. Hal tersebut terlihat dari angka partisipasi belajar penduduk negara-negara maju yang sangat tinggi. Tingginya tingkat pendidikan penduduk di negara maju juga ditunjang oleh sistem pendidikan yang baik dan anggaran pendidikan yang tinggi dari pemerintah.
Contoh negara maju yaitu Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jepang, Inggris.

Karakteristik Negara Berkembang
Pada dasarnya banyak indicator yang dapat digunakan untuk membedakan antara negara maju dan negara berkembang Dalam konteks ekonomi internasional, dikenal dengan istilah “negara maju” dan “negara berkembang”. Kedua istilah tersebut merupakan penggolongan negara-negara di dunia berdasarkan kesejahteraan atau kualitas hidup rakyatnya. Negara maju adalah negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi. Sedangkan negara berkembang adalah negara yang rakyatnya memiliki tingkat kesejahteraan atau kualitas hidup taraf sedang atau dalam perkembangan.
Suatu negara dikatakan berkembang atau maju salah satunya adalah dengan melihat pada keberhasilan pembangunan oleh negara yang bersangkutan. Apabila negara tersebut belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan atau belum dapat menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan. Sedangkan negara yang mampu menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah ditetapkan, sehingga sebagian besar tujuan pembangunan telah dapat terwujud baik yang bersifat fisik ataupun nonfisik maka negara tersebut dapat disebut negara maju
Negara berkembang yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih maju dibandingkan negara lain yang setingkat, tetapi belum mencapai tingkat negara maju disebut negara industri baru (newly industrialized country/NICs). Dengan kata lain, negara industri baru sedang berkembang mencapai tingkat negara maju tetapi belum cukup untuk dikatakan sebagai negara maju.
Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita merupakan indikator terpenting dalam mengukur tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara. Sebuah negara dikatakan makmur apabila rakyatnya memiliki pendapatan perkapita yang tinggi. Namun demikian, tingginya pendapatan perkapita bukan penentu kemakmuran suatu negara. Meskipun negara itu pendapatan perkapitanya tinggi, namun jika terjadi perang saudara di dalam negara tersebut, maka tidak dapat disebut sebagai negara makmur/sejahtera. Karena dengan adanya peperangan banyak menimbulkan kematian, penderitaan, dan rasa tidak aman.
Tingkat Pengangguran
Salah satu ciri yang membedakan antara negara maju dan negara berkembang adalah tingkat pengangguran. Di negara maju umumnya tingkat penganggurannya rendah. Sebaliknya di negara berkembang biasanya tingkat penganggurannya tinggi.
Angka Kematian Bayi dan Ibu Melahirkan
Salah satu ciri yang membedakan antara negara maju dan negara berkembang adalah angka kematian bayi dan ibu melahirkan. Di negara maju umumnya angka kematian bayi dan ibu melahirkan rendah. Hal ini disebabkan penduduk mampu membeli makanan yang bergizi, mampu membeli pelayanan kesehatan dan obatobatan yang memadai. Sebaliknya di negara berkembang angka kematian bayi dan ibu melahirkan relatif tinggi. Hal ini disebabkan penduduk tidak mampu membeli makanan yang bergizi, tidak mampu membeli pelayanan kesehatan dan obat-obatan yang memadai, karena pendapatannya rendah.
Sumber Daya Alam Belum dapat Dimanfaatkan secara Optimal
Pemanfaatan kekayaan alam yang dimiliki belum mampu dioptimalkan. Dalam pemanfaatannya, negara berkembang masih bekerja sama dengan negara maju dalam mengeksploitasi sumber daya alam yang dimiliki. Hasil sumber daya alam ini pada akhirnya dijadikan komoditas perdagangan (ekspor) karena belum memiliki teknologi untuk mengolahnya lebih lanjut. Oleh karena itu, pada umumnya negara berkembang mengandalkan ekspor dari hasil alam mentah.
Ketergantungan terhadap Negara Maju
Negara berkembang pada umumnya sedang giat-giatnya melakukan pembangunan, namun terbentur kendala modal dan teknologi. Oleh karena itu, mereka cenderung tergantung pada teknologi dan kucuran dana (baik hibah ataupun pinjaman) dari negara-negara yang lebih maju (negara donor) demi kelangsungan pembangunan yang sedang dijalankan. Pada praktiknya, negara-negara donor tersebut pemberikan pengaruh yang bersifat mengikat dan terkesan mendikte terhadap negara-negara yang dibantunya.
Tingkat Pendidikan Masih Rendah
Tingkat pendidikan pendudukan di negara-negara berkembang secara umum masih rendah. Hal tersebut dikarenakan sarana dan prasarana pendidikan baik formal maupun nonformal masih terbatas dan belum memadai sehingga belum dapat dijangkau oleh seluruh
penduduk di negara tersebut. Akibatnya, masih banyak dijumpai penduduk yang buta huruf.
Contoh negara berkembang yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, India, Vietnam.
-----------------------------------
Lis Setiawati
27209017
5EB15
Sosiologi dan Politik #

Sabtu, 08 Januari 2011

Tugas 3 - B. Inggris Bisnis 1

COMPLAINT LETTER

Introduction
Letters of complaint usually include the following stages:

1. Background
2. Problem - cause and effect
3. Solution
4. Warning (optional)
5. Closing


1. Background
This section describes the situation; e.g.
* I am writing to inform you that the goods we ordered from your company have not
been supplied correctly.
* I attended your exhibition Sound Systems 2011 at the Fortune Hotel (22-25
January) and found it informative and interesting. Unfortunately, my enjoyment
of the event was spoiled by a number of organisational problems.
* I am a shareholder of Sunshine Bank and I am very concerned regarding recent
newspaper reports on the financial situation of the bank. Your company is
listed as the auditor in the latest annual report of the bank, so I am writing
to you to ask for an explanation of the following issues.
* I am writing to inform you of my dissatisfaction with the food and drinks at
the 'European Restaurant' on 18 January this year.

2. Problem
Cause:
* On 30 December 2010 we placed an order with your firm for 12,000 ultra super
long-life batteries. The consignment arrived yesterday but contained only 1,200
batteries.
* Firstly, I had difficulty in registering to attend the event. You set up an
on-line registration facility, but I found the facility totally unworkable.
* You sent us an invoice for $10,532, but did not deduct our usual 10% discount.
* We have found 16 spelling errors and 2 mis-labelled diagrams in the sample
book.

Effect:
* This error put our firm in a difficult position, as we had to make some
emergency purchases to fulfil our commitments to all our customers. This caused
us considerable inconvenience.
* Even after spending several wasted hours trying to register in this way, the
computer would not accept my application.
* I am therefore returning the invoice to you for correction.
* This large number of errors is unacceptable to our customers, and we are
therefore unable to sell these books.

3. Solution
* I am writing to ask you to please make up the shortfall immediately and to
ensure that such errors do not happen again.
* Could I please ask you to look into these matters.
* Please send us a corrected invoice for $9,479
* I enclose a copy of the book with the errors highlighted. Please re-print the
book and send it to us by next Friday.

4. Warning (optional)
* Otherwise, we may have to look elsewhere for our supplies.
* I'm afraid that if these conditions are not met, we may be forced to take legal
action.
* If the outstanding fees are not paid by Monday, 17 January 2011, you will incur
a 10% late payment fee.

5. Closing
* I look forward to receiving your explanation of these matters.
* I look forward to receiving your payment.
* I look forward to hearing from you shortly.


Politeness
The tone of complaint letters should not be aggressive or insulting, as this would annoy the reader and not encourage them to solve the problem. In addition, questions such as 'Why can't you get this right?' should not be included.

Content

* The content should contain enough details so that the receiver does not have to write
back requesting more.
* Legal action is not normally threatened in the first letter of complaint, unless the
situation is very serious.

Example letters

Fortune Goods
317 Orchard Road
Singapore
6 January 2011

Attn: Mr David Choi
Sales Manager
Everlong Batteries
171 Choi Hung Road
Hung Hom
Hong Kong

Dear Mr Choi

Re. Order No. 768197

I am writing to inform you that the goods we ordered from your company have not been supplied correctly.

On 30 December 2010 we placed an order with your firm for 12,000 ultra super long-life batteries. The consignment arrived yesterday but contained only 1,200 batteries.

This error put our firm in a difficult position, as we had to make some emergency purchases to fulfil our commitments to all our customers. This caused us considerable inconvenience.

I am writing to ask you to please make up the shortfall immediately and to ensure that such errors do not happen again. Otherwise, we may have to look elsewhere for our supplies.

I look forward to hearing from you by return.

Yours sincerely

J. Wong

J. Wong
Purchasing Officer



Flat 303 Lucky Mansions
856 Cheung Sha Wan Road
Cheung Sha Wan
Kowloon

5 January 2011

The Administrative Officer
Exhibition Services
Exhibitions International
33 Kadoorie Avenue
Kowloon

Dear Sir/Madam

I attended your exhibition Sound Systems 2010 at the Fortune Hotel from 24 - 29 December and found it informative and interesting. Unfortunately, my enjoyment of the event was spoiled by a number of organisational problems. I explain each of the problems below.

Firstly, I had difficulty in registering to attend the event. You set up an on-line registration facility, but I found the facility totally unworkable. Even after spending several wasted hours trying to register in this way, the computer would not accept my application. I eventually succeeded in registering by faxing you.

Secondly, the exhibition was held at one of Hong Kong's most prestigious hotels, but frankly the venue was better suited to a medium-sized business conference than to a large exhibition open by registration to the public. The lack of space led to serious overcrowding in the venue, particularly at peak visiting times (i.e. lunch times and early evening). On one or two occasions I was also seriously concerned about the physical safety of attendees.

The final point I want to make concerns product information. It is very enjoyable to see and test a range of excellent sound systems, but it is also important to be able to take away leaflets on interesting products, so that more research can be done before deciding which system to buy. However, by the time I attended the exhibition all the leaflets had been taken.

Could I please ask you to look into these matters - not only on my behalf but also on behalf of other attendees, and in fact on behalf of your company, too.

I look forward to hearing from you.

Yours faithfully

Michael Leung

Michael Leung