Kamis, 22 April 2010

Cerpenku

DIARY PUTRI KECILKU

Hari/Tanggal : Senin/16 Nopember 2009

.....Pagi-pagi aku udah dibangunin mama untuk sholat subuh, sambil ngantuk aku sholat subuh bareng sama kakakku yang suka ngambek kalau dibangunin pagi-pagi. Setelah selesai sholat aku langsung nonton TV pagi yang selalu ada film kartun kesukaanku sambil menunggu mama nyiapin sarapan pagi. Jam 6 aku mandi, abis mandi dan pakai baju rapi aku sarapan pagi disuapin mama. Selesai sarapan aku bersiap-siap berangkat ke sekolah yang selalu diantar sama papa. Dari jam 7.00 sampai jam 14.30 aku belajar di sekolah, lalu selesai dari sekolah aku langsung ke tempat les sampai jam 5 sore sama mbakku yang selalu setia menunggu dan menjemputku. Sampai di rumah aku langsung mandi lalu makan sore sambil menunggu adzan maghrib. Setelah sholat maghrib aku mengaji bersama guru ngajiku sampai jam 8 malam. Sambil menunggu mama pulang aku menonton TV dengan mata ngantuk. Jam 9 malam mama baru pulang dan aku langsung mengajak mama tidur. Itulah yang setiap hari aku lakukan, kadang-kadang aku bosan, ketemu mama cuma sebentar sekali...itupun pagi-pagi, setiap hari kalau pulang sekolah cuma ketemu mbak aja.....

Hari/Tanggal : Sabtu/21 Nopember 2009

Kegiatan
1. Kegiatan Papa : mengantar/menjemput les (kalau sedang libur kerja)
2. Kegiatan Mama : kuliah + main laptop buat tugas
3. Kegiatan Ade : les matematika diantar/dijemput papa atau naek ojek
4. Kegiatan Mas : les matematika + bahasa Inggris diantar/dijemput papa/ojek
5. Kegiatan Mbak : memasak

Senyumku tak terasa diiringi airmata, aku tersenyum karena senang melihat buah hatiku sudah pandai menulis diary, disatu sisi yang membuat airmataku mengalir adalah makna dari isi diary itu sungguh-sungguh sangat menunjukkan bahwa ia rindu akan mamanya yang jarang sekali ada disampingnya. Ada rasa penyesalanku dalam hati karena harus meninggalkannya demi kesibukanku, namun aku tidak punya solusi untuk mengatasinya. Semua yang ditulis putriku dalam diarynya adalah apa yang ia rasakan sehari-hari tanpa ada konfirmasi ataupun tanya jawab dengan keluarganya. Semua kejadian mudah terekam olehnya, itulah yang membuatku sedikit kaget dan terharu setelah membacanya.
"Mama...... aku dapat tugas dari bu guru untuk menulis kegiatanku sehari-hari di buku diary nanti dikumpulin untuk di nilai, mama udah baca ya?" ucapan polos yang dilontarkan gadis kecil berumur 7 tahun setelah melihatku membaca diarynya tanpa ada rasa takut akan menyinggung perasaanku atau memang ia belum mengerti bahwa yang ditulisnya dalam diary sangat membuatku sedih. "Iya de' bagus kok....cuma kalau Ade mau menulis, kata-katanya ditulis pakai bahasa yang bagus ya….apalagi untuk nilai bahasa Indonesia…biar nilainya juga bagus” jawabku menanggapinya dengan positif untuk menghindari kecurigaannya. “Ade” adalah panggilan anakku di rumah karena ia putri bungsu, dan kakaknya biasa dipanggil “Mas”. Mereka berdua selalu bersama-sama dalam hal apapun walaupun terkadang diselingi dengan keributan-keributan kecil yang biasa dilakukan kakak beradik. Rutinitas mereka hampir sama dengan rutinitasku di kantor, karena sejak pagi hingga sore selalu ada kegiatan, belum lagi jika ada tugas dari sekolah untuk dikerjakan di rumah, mereka sama sekali tidak punya waktu untuk bermain di luar rumah. Itulah yang membuat mereka selalu dekat karena di rumah memang hanya ada mereka berdua dan mbak yang menjadi asistenku di rumah untuk mengurus semua keperluan anak-anakku.
Kurang lebih satu setengah tahun setelah aku pindah bagian di kantor, aku merasa jauh lebih sibuk dibanding bekerja di bagian sebelumnya. Pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan pelanggan benar-benar sangat menguras tenaga dan pikiranku karena aku harus memberikan pelayanan terbaik bagi nasabahku dan berkompetensi dengan yang lain untuk mencapai kinerja yang baik dan mendukung kinerja perusahaan agar baik pula. Oleh karena itu aku dituntut oleh perusahaan untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi agar dapat menunjang kemajuan karirku. Setelah ditempatkan di bagian ini aku benar-benar enjoy dalam melakukan pekerjaan, karena hubunganku dengan pihak luar membuat wawasanku menjadi lebih luas.
Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya aku mengambil keputusan meneruskan kuliah yang hanya dapat dilakukan diluar jam kerja. Kebetulan kampus tempat kuliah yang aku pilih tidak jauh dari tempat tinggalku sehingga bisa aku jangkau sejalan dengan arah pulang dari tempat kerja. Karena kelas yang aku ambil ini adalah kelas malam yang waktunya hanya ada kurang lebih 3-4 jam setiap harinya membuat jadwalku semakin padat sehingga setiap hari aku harus hadir, ditambah lagi hari sabtu sejak pagi hingga sore aku juga harus masuk.
Mula-mula suami dan anak-anakku mendukung keputusanku ini, namun setelah berjalan beberapa bulan aku merasa ada yang berubah. Yang pertama kali aku lihat perubahan itu ada pada anak-anak, aku sempatkan melihat nilai harian anak-anakku yang semakin menurun karena tidak pernah belajar, penyebabnya adalah terlalu banyak nonton TV, karena tidak ada yang melarangnya. Aku sudah berusaha mencoba mengatur waktu untuk menemani anak-anak belajar, namun waktu berjalan begitu cepat sehingga benar-benar aku tidak mendapatkan kesempatan untuk membagi kepada mereka, karena jika aku pulang sudah malam mereka sudah mengantuk dan tidak dapat konsentrasi lagi jika diajak belajar.
Suatu ketika aku sempatkan pulang lebih dulu ke rumah sebelum ke kampus dan rencanaku setelah sholat Maghrib baru aku berangkat kembali, dan anak-anak menyambut dengan gembiranya….tapi setelah aku bersiap-siap akan berangkat lagi, aku melihat wajah kecewa dari mereka dan putriku berkata, “mama kok kuliah sih…? Aku sama mas kan lagi ulangan….belajarnya sama siapa dong?”. Sebenarnya aku tidak ingin mereka mendapat nilai buruk dan sejujurnya aku juga berat untuk melangkahkan kaki namun kalau aku tinggalkan kuis hari ini maka nilaiku bagaimana…… Dengan menyembunyikan wajahku aku hanya berkata, “Mas sama Ade baca dulu bukunya dan kerjakan soal-soal latihannya, sebentar lagi papa pulang nanti belajar sama papa ya….” “Yaaa…mama….aku kan maunya belajar sama mama….” Tanpa memperdulikan ucapannya aku langsung pamit berangkat dan mereka seperti biasa meminta untuk cium tanganku dulu dan mengantar sampai pintu pagar. Nampaknya mereka ikhlas aku pergi namun dengan berat hati. Aku tidak pernah lupa menitipkan pesan bahwa mereka tetap harus selalu mendapat nilai yang baik walaupun belajar sendiri. Biarpun aku nekat untuk tetap pergi namun pikiranku tidak pernah konsentrasi pada satu titik, bayangan wajah keluargaku selalu ada di depan mataku, apalagi selama di dalam kelas pun anakku tidak pernah henti-hentinya mengirim sms. Satu sms masuk dari Ade, “mama mas nakal tuh….” lalu masuk lagi sms berikutnya, “bohong ma…ade yang nakal..”, berkali-kali sms masuk belum satupun yang aku respon karena aku sedang konsentrasi dengan dosen di depan, setelah selesai baru aku sempatkan menelpon mereka untuk menanyakan masalahnya, dengan perlahan aku meminta kepada mereka untuk tidak bertikai dan ternyata suaraku ampuh membuat mereka menjadi tenang kembali. Aku menarik kesimpulan bahwa mereka hanya ingin berkomunikasi dengan mamanya. Kulanjutkan lagi kuliahku dan tak lama kemudian masuk lagi sms… “mama pulangnya jam berapa…aku laper nih ga ada cemilan…” dan masuk sms berikutnya, “mama cepetan dong aku ngantuk nih…” berkali-kali mereka mengirim sms yang menurutku kurang penting namun sepertinya penting untuk mereka, dan sebenarnya semua keperluan mereka sudah aku siapkan di rumah dan sudah ku pesan juga pada mbak untuk membantu mereka, namun mereka lebih senang dibantu oleh tangan mamanya daripada dibantu oleh mbak. Sedih rasanya setiap hari aku harus mengalami hal itu.
Tak terasa 1 semester sudah aku lewati dengan menjalani ujian yang benar-benar membuat aku stres, karena harus mencuri waktu di sela-sela pekerjaanku di kantor yang bisa aku pergunakan untuk belajar. Hasilnya nilaiku pun tidak mengecewakan. Dan Alhamdullillah aku lebih bersyukur lagi ternyata raport semester ganjil anak-anakku juga tidak mengecewakan walaupun ada beberapa yang menurun namun masih diatas rata-rata level. Dan yang membuat aku bangga adalah melihat anak sulungku selalu terpilih untuk menjadi duta sekolahnya mengikuti kompetisi matematika di berbagai tempat di luar sekolah, ternyata mereka benar-benar anak-anak yang bertanggung jawab, anak-anak yang mandiri, dan anak-anak yang mengerti akan kesibukan orangtuanya terutama mamanya yang selalu mereka harapkan untuk selalu ada didekatnya.
Suatu ketika aku sempatkan sharing dengan beberapa teman dan membaca beberapa buku, ternyata diluar banyak sekali anak-anak yang bernasib sama dengan anakku. Mereka ditinggal papa mamanya bekerja dan harus melakukan semuanya sendiri hanya dibantu oleh seorang mbak dirumah yang tingkat pendidikannya terbatas. Memang itulah dilema ibu bekerja, satu sisi harus membantu suami mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan pendidikan anak-anak agar mereka mendapatkan yang terbaik untuk masa depannya, satu sisi lagi harus menjalankan kodratnya bahwa seorang ibu berkewajiban mengasuh dan mendidik anak dirumah, sungguh dilema yang sangat berat. Namun perjuangan seorang ibu selalu ada hikmahnya, karena dari sebagian besar anak-anak yang ditinggal oleh ibunya bekerja menjadi anak yang berhasil, karena mereka biasa hidup mandiri, bertanggungjawab, disiplin, dan bisa memanage dirinya seperti yang dicontohkan orangtuanya.
Hanya sepenggal saja dari diary itu yang aku baca rasanya aku sudah dihakimi oleh orang-orang terkasihku. Sampai aku dengar juga dari suamiku, “ma….kerjaannya kok buka laptop terus sih….kita makan apa nih?”, aku hanya bisa menjawab, ”iya nih tugasku belum di upload nanti deh beli rendang sama gule ayam aja di Simpang Raya” terdengar ringan saja buat aku menjawabnya namun aku tahu bahwa suamiku juga kecewa karena aku sudah mulai menjauh dari dapur yang biasanya aku kunjungi setiap hari libur untuk membuat masakan spesial. Semuanya terwakilkan oleh mbak, kewajibanku lebih banyak dilakukan oleh mbak, aku tidak akan melupakan jasa mbak yang sudah bekerja keras di rumahku terutama sudah menemani anak-anakku.
Pada saat seperti ini aku sangat membutuhkan pengertian orang-orang yang kucintai karena yang aku lakukan ini semata-mata bukan karena ego ku saja, namun untuk meraih masa depan yang lebih baik. Kalau memang itu merupakan yang terbaik yang harus aku tempuh Insya Allah akan memberikan hasil yang baik, dan akan ku berikan hasilnya untuk orang-orang yang kucintai. Walaupun lelah, sakit, penat, bingung, dan berbagai rasa yang ada di dalam diriku, tak pernah aku rasakan dan tak pernah aku tampakkan dihadapan keluargaku, semua aku nikmati sendiri. Aku hanya bisa tawakal semoga ujian ini akan cepat berakhir dan membuahkan hasil yang baik.
Perlahan-lahan aku akan mencoba lebih baik lagi dalam memanage waktu, karena waktu sangat berharga dan tidak ada pengulangan atas waktu itu. Sebagian waktu bahagia anak-anakku sudah hilang terkalahkan oleh kesibukan orangtuanya. Sungguh diary putriku itulah yang membuatku menjadi sadar ternyata mereka sangat membutuhkan aku dan aku sangat menyayangi mereka.

Maafkan mama nak.………………………………………

Penulis : Lis Setiawati

Jumat, 16 April 2010

Puisi_2

TERBUAI DALAM MIMPI

Sekejap mata ini terpejam
Sekejap itu pula angan ini melayang
Hadir dan datang serta menjelma
Dalam mimpi ..............

Bagai bulan di pagari sang bintang
Bagai air laut di tadah bumi
Indah dan mempesona diriku
Di dekap, di sayang, di manja
rasa tak ingin pisah

Andai ini nyata
Andai ini berwujud
Bukan bayangan
Bahagia tak terkira
Indah bagai di taman surga...

Saat aku terjaga
Saat mata ini terbuka
Aku sadar dan kecewa
Oh.....inilah mimpi terindah...

by: Lis Setiawati

Selasa, 13 April 2010

Puisi_1

SYAIR HATI

Keletihan badan ini mungkin tak ada yang peduli
Sakit bathin ini mungkin tak ku rasa
Aku harus kuat menanggung segala rasa
Agar yang terlihat biasa saja....

Dalam kesulitan.....
Aku ingin tetap berekspresi
Aku ingin tetap bahagia
Aku ingin tetap berbagi rasa

Ku ingin menangis...mengapa?
Ku ingin mengadu...pada siapa?
Ku ingin memeluk...hampa disampingku
Ku ingin berpaling...tak kuat hatiku

Oh bathin mengapa selalu menyiksa
Mungkin lebih baik ku biarkan saja
masalah hidupku seiring air sungai
yang mengalir...
Terus...terus melaju...
mungkinkah tiada arah dan tak berakhir

Kau yang Maha menguji....
Pastilah Kau punya jawaban atas ujianMu
Selalulah dekat denganku
Walau tak dapat kusentuh
Agar hatiku menjadi tenang


By: Lis Setiawati

Senin, 12 April 2010

My Poetry_1

MY HONEY DISAPPEARED

The first time all so beautiful
Every moment there's only your shadow
All beautiful, even if with you
I always just miss

If you look at me with love
My soul seemed to soar
If you make me happy
It did not want me to split up

My honey who are always there for me
You always listen to my story
Happy I am with all of your surprise
Until I can be with you forever
I hope .........

As time went
Something slowly fading
Always looking for something that what
But never found significantly

Whatever extent always felt close to mobile phone
When changing year, ringing sound is reduced
The next year almost inaudibly
Will be connected if I contact him

New world that made him change
New world that made him turn away from me
Until there was never a happy surprise me anymore
No more calls for me "honey"

After I realized
Apparently, "my honey" disappeared
Did not know there is now where his heart
I think now I own and hollow

Where is my honey.............

By: Lis Setiawati

------------------------

Sabtu, 10 April 2010

Tugas II - Berpikir Deduktif

Kehidupan sosial yang beragam dengan segala tuntutan kebutuhan membuat setiap individu merasa wajib melakukan sesuatu yang bermanfaat dan bernilai guna dengan mendapatkan penghasilan sebagai pengganti dari jerih payahnya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan bagi dirinya dan keluarganya.
Bila kita sudah bekerja dalam sebuah perusahaan, apakah sudah cukup hasil pekerjaan itu diberi kompensasi dengan penghasilan sesuai dengan pendidikan dan hasil pekerjaan kita? Tanpa memikirkan risiko-risiko yang terjadi selama menjalankan suatu pekerjaan, apakah kita akan merasa aman dan tenang karena harus meninggalkan keluarga selama melakukan pekerjaan diluar rumah?
Setelah kita amati ternyata kemampuan kerja dan penghasilan tersebut senantiasa selalu menghadapi risiko gangguan karena sakit, kecelakaan, cacat, hari tua, meninggal dunia dan PHK. Oleh karena itu dibutuhkan Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Kematian, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Dengan ketentuan wajib yang ditegakkan secara konsisten, maka pada dasarnya setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan jaminan sosial. Tenaga kerja yang bekerja di perusahaan besar maupun di perusahaan menengah dan perusahaan kecil berhak atas jaminan sosial tenaga kerja. Perlindungan dasar memungkinkan diikuti oleh setiap pengusaha dan tenaga kerja karena pembiayaannya dapat terjangkau.

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), pada hakekatnya merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dalam menghadapi risiko-risiko sosial ekonomi tertentu. Unsur-unsur utama dalam pengertian ini menyangkut :

1. Program Publik
Jaminan social merupakan program publik, yaitu program yang memberikan hak dan kewajiban secara pasti (compulsory) bagi pengusaha dan tenaga kerja berdasarkan Undang-Undang No. 3 Tahun 1992. Hak yang diberikan berupa santunan tunai dan pelayanan medis bagi tenaga kerja dan keluarganya, sedang kewajibannya berupa kepersertaan dan pembiayaan dalam program ini.

2. Perlindungan
Jaminan sosial memberikan perlindungan yang sifatnya dasar dengan maksud untuk menjaga harkat dan martabat manusia jika mengalami risiko-risiko sosial ekonomi dengan pembiayaan yang dapat dijangkau oleh setiap pengusaha dan tenaga kerja sendiri.

3. Risiko dan Sosial Ekonomi
Risiko-risiko yang ditanggulangi terbatas pada peristiwa-peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua dan meninggal dunia yang mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya penghasilan tenaga kerja dan/atau membutuhkan perawatan medis.

Jaminan sosial tenaga kerja tersebut yang menanggulangi risiko-risiko kecelakaan kerja sekaligus akan menciptakan ketenangan kerja yang pada gilirannya akan membantu meningkatkan produktivitas kerja. Efisiensi, kualitas dan produktivitas kerja sangat penting dalam menunjang industrialisasi dalam tahap pembangunan selanjutnya. Dimana Jaminan kecelakaan kerja memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat mulai berangkat bekerja sampai tiba kembali di rumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja.
Industrialisasi mempunyai pengaruh besar terhadap kependudukan dan ketenagakerjaan. Oleh karena itu industri biasanya berada di perkotaan, maka menimbulkan arus urbanisasi dimana kota-kota besar dipadati penduduk yang menggantungkan hidupnya pada upah uang. Dalam pengendalian penduduk, dan untuk menciptakan keluarga kecil bahagia sejahtera dilancarkan program keluarga berencana, karena itu tenaga kerja tidak lagi menggantungkan masa depannya semata-mata pada anak sehingga memerlukan perlindungan jaminan sosial. Lebih-lebih dengan meningkatnya umur harapan hidup karena kemajuan teknologi kedokteran, maka tenaga kerja makin membutuhkan jaminan hari tua.
Disisi lain, penyelenggaraan jaminan sosial akan dilakukan dengan metode pendanaan dan akan memupuk dana yang tidak kecil jumlahnya, sehingga dapat menunjang sumber pembiayaan pembangunan yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan dan kemajuan ini terus menumbuhkan industri-industri yang mengandung efek sampingan berupa penggunaan mesin-mesin berbahaya, bahan kimia beracun, mengakibatkan limbah dan polusi, lalu lintas bermotor dan sebagainya yang menimbulkan risiko-risiko kerja yang perlu ditanggulangi antara lain dengan perlindungan jaminan sosial tenaga kerja.
Satu-satunya risiko yang belum ditanggulangi adalah pengangguran akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Dalam hal ini Jaminan Hari Tua sebagai jaminan masa depan karyawan yang dapat diberikan dalam hal karyawan mengalami PHK sebelum umur 55 tahun, asalkan telah menjadi peserta setidak-tidaknya selama 5 tahun dengan masa tunggu selama 1 bulan.
Tetapi pada akhirnya kita kembalikan lagi pada kenyataan yang ada. Walaupun begitu pentingnya perlindungan bagi tenaga kerja, namun masih banyak pengusaha atau pemberi kerja yang belum menyadari hal itu. Sebagian besar perusahaan masih belum memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk diikutsertakan dalam program jaminan sosial tenaga kerja.
Selain itu jaminan sosial merupakan alat untuk memenuhi setidak-tidaknya beberapa kebutuhan dasar manusia, jaminan sosial telah diterima hampir secara universal baik sebagai pengentas kemiskinan maupun pencegah kemiskinan. Tidak kurang dari 145 negara memiliki sekurang-kurangnya satu program jaminan sosial. Bahkan jaminan sosial juga dicantumkan dalam Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia PBB, yaitu bahwa setiap orang berhak mendapatkan perlindungan apabila mencapai hari tua, menderita sakit, mengalami cacat, menganggur dan meninggal dunia.

Ref: Buku Prinsip dan Praktek Jaminan Sosial Tenaga Kerja

-----------------------

Lis Setiawati
27209017
4EB15
Riset Akuntansi #

Rabu, 07 April 2010

TUGAS IV - B. Indonesia 1

TUGAS IV

Paragraf yang baik adalah paragraf yang mengandung kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan (pengembangan).
Jelaskan maksud pernyataan tersebut kemudian buatlah contoh paragraf yang memperlihatkan adanya ketiga unsur tersebut diatas.

Jawab

Paragraf yang baik adalah paragraf yang mampu menyampaikan pikiran dengan baik pula. Dari segi isi, paragraf mensyaratkan adanya
kesatuan pikiran, sedangkan dari segi bentuk mensyaratkan adanya kepaduan. Untuk memberi kejelasan dan pengembangan, paragraf
juga mensyaratkan adanya kelengkapan. Dari segi penglihatan, paragraf biasanya tampak sebagai penggalan nas )teks) karena biasanya
baris pertama bertakuh atau berupa suatu unit yang dipisahkan dengan perbedaan spasi.

Syarat-syarat paragraf :

1. Kesatuan

Yang dimaksud dengan kesatuan dalam paragraf ialah bahwa dalam setiap paragraf harus terdapat satu pikiran yang jelas.
Untuk memperjelas pikiran tersebut, kita harus menguraikannya dalam bentuk pikiran pokok dan beberapa pikiran penjelas.
Jadi, kesatuan menitikberatkan pada hubungan pikiran yang satu dengan pikiran yang lain dalam satu paragraf.

2. Kepaduan

Kepaduan menitikberatkan pada hubungan antara kalimat yang sau dan kalimat yang lain.
Kepaduan diwujudkan dalam perpautan antarkalimat yang membentuk paragraf. Biasanya kepaduan ini kurang diperhatikan oleh penulia
(pemula) karena ia disibukkan oleh usaha melahirkan pikirannya sebelum lenyap dari ingatannya. Penulis merasa telah melihat adanya
hubungan, tetapi pembaca tidak melihatnya, jadi hubungan itu hanya bersifat pribadi. Bisa saja bagi penulis merasa tulisannya
telah jelas dan lengkap karena beberapa rumpang (kekosongan) dapat ia isi dari pikirannya. Tidak demikian halnya dengan pembaca,
pikiran pembaca tidak sama dengan pikiran penulis. Untuk itu, tulisan perlu diteliti dan diulang tulis.
Ada beberapa cara untuk mendapatkan paragraf dengan kepaduan yang kompak, yaitu menggunakan repetisi dan kata ganti, kata penghubung,
serta perincian dan urutan pikiran.

3. Kelengkapan

Suatu paragraf dikatakan lengkap apabila berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat pokok.


Contoh paragraf yang memperlihatkan adanya ketiga unsur tersebut diatas :

Seringkali kita tidak menyadari bahwa banyak sekali tanaman berkhasiat tumbuh di sekitar kita. Mulai tanaman merambat hingga
tanaman menjulang tinggi. Semuanya memiliki khasiat khusus yang berbeda-beda. Tak terkecuali tanaman Daun Sirih. Daun sirih dapat
menyembuhkan berbagai penyakit ringan sampai penyakit berat. Diperlukan cara yang tepat agar penyakit pasien dapat cepat teratasi.
Ada beberapa jenis penyakit yang dapt disembuhkan dengan mediator tanaman yang memiliki nama ilmiah Piper betle linn. Misalnya
bau mulut, mimisan, diare, sakit gigi, alergi, bronchitis, keputihan, dan sifilis. Dengan penggunaannya yang relative sederhana dan
keberadaannya mudah didapat, maka tanaman berbiji dua ini dapat menjadi sebuah alternative disamping pengobatan secara medis.




Referensi : 1. Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi (Minto Rahayu)
2. http://ariezzzjs.blogdetik.com/2009/05/07/daun-multi-khasiat/



LIS SETIAWATI
27209017
2EB10
BAHASA INDONESIA I

TUGAS III - B. Indonesia 1

TUGAS III

Dua persyaratan pokok yang harus diperhatikan dalam memilih kata (diksi), yaitu ketepatan dan kesesuaian.
Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur yang menjadi bagian dari kedua syarat pokok tersebut.

Jawab

Persyaratan Pokok dalam memilih kata (diksi) adalah :

1. Ketepatan memilih kata

maksudnya yaitu mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca
atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara.

Persyaratan Ketepatan Diksi :

a. Membedakan secara cermat denotasi dari konotasi.
Dari dua kata yang mempunyai makna yang mirip satu sama lain ia harus
menetapkan mana yang akan dipergunakannya untuk mencapai maksudnya. Kalau
hanya pengertian dasar yang diinginkannya, ia harus memilih kata yang
denofatif; kalau ia menghendaki reaksi emosional tertentu, ia harus memilih
kata konotatif sesuai dengan sasaran yang akan dicapainya itu.

b. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.
Seperti telah diuraikan di atas, kata-kata yang bersinonim
tidak selalu memiliki distribusi yang saling melengkapi. Sebab itu, penulis
atau pembicara harus berhati-hati memilih kata dari dari sekian sinonim yang
ada untuk menyampaikan apa yang diinginkannya, sehingga tidak timbul
interpretasi yang berlainan.

c. Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
Bila penulis sendiri tidak mampu membedakan kata-kata yang mirip ejaannya itu,
maka akan membawa akibat yang tidak diinginkan, yaitu salah paham. Kata-kata
yang mirip dalam tulisannya itu misalnya: bahwa--bawah--bawa, interfensi--
inferensi, karton--kartun, preposisi--proposisi, korporasi--koperasi, dan
sebagainya.

d. Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri.
Bahasa selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan dalam
masyarakat. Perkembangan bahasa pertama-tama tampak dari pertambahan jumlah
kata baru. Namun hal itu tidak berarti bahwa setiap boleh menciptakan kata
baru seenaknya. Kata baru biasanya muncul untuk pertama kali karena dipakai
oleh orang-orang terkenal atau pengarang terkenal. Bila anggota masyarakat
lainnya menerima kata itu, maka kata itu lama-kelamaan akan menjadi milik
masyarakat.
Neologisme atau kata baru atau penggunaan sebuah kata lama dengan makna dan
fungsi yang baru termasuk dalam kelompok ini.

e. Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing, terutama kata-kata asing yang
mengandung akhiran asing tersebut. Perhatikan penggunaan : favorable--favorit,
idiom--idiomatik, progres--progresif, kultur--kultural, dan sebagainya.

f. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis: ingat
akan bukan ingat terhadap; berharap, berharap akan, mengharapkan bukan
mengharap akan; berbahaya, berbahaya bagi, membahayakan sesuatu bukan
membahayakan bagi sesuatu; takut akan, menakuti sesuatu (lokatif).

g. Untuk menjamin ketepatan diksi, penulis atau pembicara harus membedakan kata
umum dan kata khusus. Kata khusus lebih tepat menggambarkan sesuatu daripada
kata umum. Kata umum dan kata khusus dibedakan berdasarkan luas tidaknya
cakupan makna yang dikandungnya.
Bila sebuah kata mengacu kepada suatu hal atau kelompok yang luas bidang
lingkupnya maka kata itu disebut kata umum.
Bila ia mengacu kepada pengarahan-pengarahan yang khusus dan kongret maka kata-
kata itu disebut kata khusus. Dalam ilmu semantik,
kata umum yang mencakup sejumlah istilah khusus ini disebut superordinal
sedangkan istilah-istilah khusus yang dicakupnya disebut hiponim.

h. Mempergunakan kata-kata indria yang menunjukkan persepsi yang khusus.
Suatu jenis pengkhususan dalam memilih kata-kata yang tepat adalah
penggunaan istilah-istilah yang menyatakan pengalaman-pengalaman yang dicerap
oleh pancaindria, yaitu cerapan indria penglihatan, pendengaran,
peraba,perasa, dan penciuman. Karena kata-kata ini menggambarkan pengalaman
manusia melalui pancaindria yang khusus,
maka terjamin pula daya gunanya, terutama dalam membuat deskripsi.

i. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
Ketepatan suatu kata untuk mewakili suatu hal, barang atau orang,
tergantung pula dari maknanya, yaitu relasi antara bentuk (istilah) dengan
pengarahannya (referennya). Perubahan makna itu tidak saja mencakup bidang
waktu, tetapi dapat juga mencakup persoalan tempat. Sebuah kata dengan arti
yang mula-mula dikenal oleh semua anggota masyarakat bahasa, pada suatu waktu
akan bergeser maknanya pada suatu wilayah tertentu, sedangkan wilayah-wilayah
lainnya masih tetap mempertahankan makna yang asli.

j. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata, yang dimaksud dengan kelangsungan
pilihan kata adalah teknik memilih kata yang sedemikian rupa, sehingga maksud
atau pikiran seseorang dapat disampaikan secara tepat dan ekonomis.
Kelangsungan dapat terganggu bila seorang pembicara
atau pengarang mempergunakan terlalu banyak kata untuk suatu maksud yang dapat
diungkapkan secara singkat, atau mempergunakan kata-kata yang kabur, yang bisa
menimbulkan ambiguitas (makna ganda).

2. Kesesuaian Pilihan Kata

Maksudnya yaitu mempersoalkan apakah pilihan kata dan gaya bahasa yang dipergunakan tidak merusak suasana atau menyinggung perasaan orang yang hadir.

Persyaratan Kesesuaian Diksi :

a. Hindarilah sejauh mungkin bahasa atau unsur substandar dalam suatu situasi
yang formal.
Bahasa nonstandar adalah bahasa dari mereka yang tidak memperoleh kedudukan
atau pendidikan yang tinggi. Pada dasarnya, bahasa ini dipakai untuk pergaulan
biasa, tidak dipakai dalam tulisan-tulisan.
Kadang-kadang unsur nonstandar dipergunakan juga oleh kaum terpelajar dalam
bersenda gurau, berhumor, atau untuk menyatakan sarkasme atau menyatakan
ciri-ciri kedaerahan. Bahasa nonstandar dapat juga berlaku untuk suatu wilayah
yang luas dalam wilayah bahasa standar tadi. Bila demikian
bahasa nonstandar itu disebut bahasa substandar.

b. Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja.
Dalam situasi yang umum hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata
populer. Tidak semua orang yang menduduki status sosial yang tinggi
mempergunakan gaya yang sama dalam aktivitas bahasanya. Mereka akan
mempergunakan beberapa macam variasi pilihan kata sesuai dengan kesempatan
yang dihadapinya. Pilihan kata dalam hubungan dengan kesempatan yang dihadapi
seseorang dapat dibagi atas beberapa macam kategori sesuai dengan
penggunaannya. Salah satu diantaranya adalah kata-kata ilmiah lawan kata
populer.

c. Hindarilah Jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
Kata jargon mengandung beberapa pengertian. pertama-tama jargon mengandung
makna suatu bahasa, dialek, atau tutur yang dianggap kurang sopan atau aneh.
Tetapi istilah itu dipakai juga untuk mengacu semacam bahasa atau dialek
hibrid yang timbul dari percampuran bahasa-bahasa, dan sekaligus dianggap
sebagai bahasa perhubungan atau lingua franca. Makna yang ketiga mempunyai
ketumpangtindihan dengan bahasa ilmiah. Dalam hal ini, jargon diartikan
sebagai kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam
bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok khusus
lainnya. Oleh karena jargon merupakan bahasa yang khusus sekali, maka
tidak akan banyak artinya bila dipakai untuk suatu sasaran yang umum. Sebab
itu, hendaknya dihindari sejauh mungkin unsur jargon dalam sebuah tulisan umum.

d. Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang.
Kata-kata slang adalah semacam kata percakapan yang tinggi atau murni.
Kata slang adalah kata-kata nonstandar yang informal, yang disusun secara
khas; atau kata-kata biasa yang diubah secara arbitrer;atau kata-kata
kiasan yang khas, bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan.
Kadangkala kata slang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja, atau
kadangkala berupa pengrusakan sebuah kata biasa untuk mengisi suatu bidang
makna yang lain.

e. Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
Yang dimaksud dengan kata percakapan adalah kata-kata yang biasa dipakai dalam
percakapan
atau pergaulan orang-orang yang terdidik. Termasuk di dalam kategori ini
adalah ungkapan-ungkapan umum dan kebiasaan menggunakan bentuk-bentuk
gramatikal tertentu oleh kalangan ini. Pengertian percakapan di sini sama
sekali tidak boleh disejajarkan dengan bahasa yang tidak benar, tidak
terpelihara atau yang tidak disenangi.
Bahasa percakapan yang dimaksud di sini jauh lebih luas cakupannya dari
pengertian kata-kata populer dan konstruksi-konstruksi idiomatis. Disamping
kata-kata populer dan konstruksi-konstruksi idiomatis, kata-kata percakapan
mencakup pula sebagian dari kata-kata ilmiah atau kata-kata yang tidak umum
(slang)yang biasa dipakai oleh golongan terpelajar saja. Suatu bentuk dari
bahasa percakapan adalah singkatan-singkatan misalnya dok, prof, kep, masing-
masing untuk dokter, profesor, dan kapten. Seperti halnya dengan kata-kata
lainnya, kata-kata percakapan ini bisa meresap ke lapisan-lapisan yang lebih
rendah karena sering dipakai.

f. Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).
Biasanya idiom disejajarkan dengan pengertian peribahasa dalam bahasa
Indonesia. Sebenarnya pengertian idiom itu jauh lebih luas dari peribahasa.
Yang disebut idiom adalah pola-pola struktural yang menyimpang dari kaidah-
kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frasa, sedangkan artinya tidak
bisa diterangkan secara logis atau secara gramatikal, dengan bertumpu pada
makna kata-kata yang membentuknya.

g. Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artifisial.
Yang dimaksud bahasa artifisial adalah bahasa yang disusun secara seni. Bahasa
yang artifisial tidak terkandung dalam kata yang digunakan, tetapi dalam
pemakaiannya untuk menyatakan suatu maksud. Fakta dan pernyataan-pernyataan
yang sederhana dapat diungkapkan dengan sederhana dan langsung tak perlu
disembunyikan.


Referensi : Diksi dan Gaya Bahasa (Gorys Keraf)


-------------------------------------

LIS SETIAWATI
27209017
2EB10
BAHASA INDONESIA I