Minggu, 22 November 2009

PERANAN MANAJEMEN KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN PERDANA MANDIRI PT. JAMSOSTEK (PERSERO) CABANG CAWANG

BAB I
PENDAHULUAN

Manajemen merupakan salah satu bagian penting dari organisasi koperasi. Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada mutu dan kerja dalam bidang manajemennya. Apabila orang-orang dalam manajemen ini memiliki kejujuran, kecakapan dan giat dalam bekerja maka besarlah kemungkinannya koperasi akan maju pesat atau setidak-tidaknya tendensi untuk terjadinya kebangkrutan dapat ditanggulangi. Tetapi sebaliknya, apabila orang-orang ini tidak cakap, curang atau tidak berwibawa tentulah koperasi pun akan mundur atau tidak semaju seperti yang diharapkan.
Kita sering melihat, terjadinya kesulitan-kesulitan dalam soal keuangan, soal menarik perhatian anggota pada koperasi, pemasaran barang-barang, organisasi yang kacau dan sebagainya. Kesulitan-kesulitan semacam itu pangkal persoalannya karena ketidakberesan pada manajemen.
Manajemen memang bukanlah satu-satunya unsur yang menentukan gagal tidaknya suatu usaha, tetapi bagaimanapun orang-orang yang duduk dalam manajemen ini mempunyai peranan penting. Lebih-lebih dalam organisasi koperasi yang bukan kumpulan modal uang melainkan kumpulan orang-orang. Sehingga dari sekian banyak koperasi yang gagal banyak diantaranya yang disebabkan oleh kekacauan dalam bidang manajemen.
Dengan mendasarkan pada gambaran tersebut diatas, maka manajemen koperasi dapat didefinisikan sebagai cara pemanfaatan segala sumber daya koperasi sebagai suatu ekonomi, secara efektif dan efisien dengan memperhatikan lingkungan organisasi dalam rangka usaha mencapai tujuan organisasi dengan mendasarkan pada asas-asas koperasi.
Memang manajemen koperasi mempunyai sifat-sifat yang khusus, yang tidak ditemukan pada Perseroan Terbatas, yang semuanya ini bersumber pada sifat-sifat khusus dari tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh koperasi. Sifat-sifat khusus yang tidak ditemukan pada Perseroan Terbatas tersebut diantaranya adalah :

1. Tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi mengutamakan pemberian pelayanan kepada anggota-anggotanya.
2. Agar pengendalian koperasi tetap berada di tangan anggota sebagai perwujudan dari sifat emokrasi dari koperasi dan menghindari terjadinya konsentrasi kekuasaan berada di beberapa tangan.

Dalam manajemen koperasi terdapat aspek-aspek manajemen koperasi yaitu :
1. Manajemen Operasi
2. Manajemen Keuangan
3. Manajemen Pemasaran

Dari ketiga aspek manajemen yang ada, penulis mencoba menguraikan lebih lanjut tentang Peranan Manajemen Keuangan pada Koperasi Karyawan Perdana Mandiri PT. Jamsostek (Persero) cabang Cawang.
Dari hasil tinjauan terhadap Koperasi Karyawan Perdana Mandiri PT. Jamsostek (Persero) cabang Cawang ini, dimana terlihat keterbatasan pada sumber daya tenaga pengelola yang selama ini masih ditangani oleh karyawan dari perusahaan itu sendiri, namun dari hasil Laporan Keuangan tiga tahun periode 2005-2007 tampak terlihat laba yang semakin meningkat setiap tahunnya. Ini menunjukkan bahwa manajemen pada koperasi karyawan ini berjalan cukup baik.
Dari penulisan ini, penulis berharap dapat menambah ilmu dan wawasan tentang manajemen keuangan koperasi serta harapan lain yaitu Koperasi Karyawan Perdana Mandiri PT. Jamsostek (Persero) cabang Cawang bisa lebih berkembang dengan pengelolaan manajemen yang efektif dan efisien.

BAB II

I S I

Dalam sebuah usaha, manajemen keuangan menjadi pusat perhatian dalam pengelolaan berbagai aspek keuangan. Sebagai salah satu sumberdaya strategis untuk menjalankan usaha, maka masalah pengelolaan keuangan ini sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup Koperasi.

Sesuai dengan cakupannya itu, maka hakikat manajemen keuangan adalah mengupayakan tercapainya keseimbangan antara kebutuhan dana serta penggunaannya. Pengertian seimbang dalam hal ini adalah keseimbangan antara sisi aktiva dengan pasiva neraca. Sisi aktiva menunjukkan macam-macam pos-pos kekayaan (pembelanjaan), sedangkan sisi pasivanya menunjukkan sumber-sumber dana yang digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan pembelanjaan tersebut. Pembelanjaan yang direncanakan dengan baik, akan menempatkan Koperasi pada posisi yang sehat dilihat dari segi likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.

Di dalam manajemen keuangan sebagaimana diatas ada hal-hal yang mendapat perhatian khusus yaitu :


a. Manajemen Modal Kerja
Penyelenggaraan usaha koperasi tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan akan modal kerja. Modal kerja diperlukan dalam menunjang kelancaran kegiatan koperasi.

b. Manajemen Kas
Pusat perhatian manajemen kas adalah pada tercapainya keseimbangan antara kas yang dikeluarkan (cash outflow) dengan kas yang diterima (cash inflow). Kas adalah aktiva yang sifatnya paling likuid. Selain itu, kas juga merupakan aktiva yang tidak mempunyai identitas pemilikan yang jelas, karena itu sangat besar kemungkinannya menjadi sasaran penyelewengan.

c. Manajemen Piutang
Piutang adalah tagihan kepada anggota, yang timbul karena terjadinya penjualan dan penyerahan jasa-jasa koperasi. Dari segi waktunya, piutang dapat dapat dibedakan atas piutang jangka pendek dan piutang jangka panjang. Dalam hal kegiatan pada Koperasi Karyawan Perdana Mandiri PT. Jamsostek (Persero) cabang Cawang, piutang yang ada adalah pinjaman dana para anggotanya.

d. Manajemen Persediaan
Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki oleh koperasi, dengan maksud untuk dijual kembali atau diproses lebih lanjut menjadi produk baru yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi.

Dengan adanya keterbatasan sumber daya yang ada untuk mengelola Koperasi Karyawan ini, sehingga pengurus koperasi dikelola langsung oleh karyawan dari PT. Jamsostek (persero) cabang Cawang sendiri. Semua itu dilakukan agar koperasi bisa lebih efisien dalam mengeluarkan biaya operasional.

Walaupun pembuatan laporan keuangan kadang tidak tepat waktu, namun pengurus masih dapat mengelola dengan berpegang pada prinsip-prinsip manajemen keuangan yang berlaku.

Dari hasil peninjauan terhadap Koperasi Karyawan diatas dapat dilihat keseimbangan antara aktiva dan pasiva. Selain itu peningkatan laba setiap tahun selalu ada. Dibawah ini penulis coba tampilkan Neraca dan Laporan Pendapatan Koperasi Karyawan PT. Jamsostek (Persero) cabang Cawang yang diperoleh dan dibukukan dengan berdasarkan transaksi rutinitas yang dilakukan oleh anggota dan pengurus koperasi.

Walaupun koperasi karyawan ini masih tergolong koperasi kecil yang kegiatannya lebih terfokus pada penjualan dan simpan pinjam, tetapi dari segi manajemen koperasi karyawan ini sudah dapat dikatakan sehat dari segi likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.

Berikut dibawah ini Neraca serta Laporan Pendapatan dan Beban Koperasi Karyawan Perdana Mandiri PT. Jamsostek (Persero) cabang Cawang dengan mengambil data laporan periode tahun 2005 sampai dengan 2007.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari hasil uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peranan manajemen keuangan dalam sebuah koperasi sangatlah penting. Karena berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada mutu dan kerja dalam bidang manajemennya.

Dengan adanya penerapan manajemen keuangan dalam proses operasional koperasi karyawan ini dapat diupayakan tercapainya keseimbangan antara kebutuhan dana serta penggunaannya.

Jika manajemen keuangan diterapkan secara rutin pada setiap koperasi dan diimbangi dengan hasil/laba yang meningkat dalam kegiatan operasional maka akan tercapailah kinerja sehat dilihat dari segi likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.

2. Saran

a. Dari hasil penulisan ini penulis menyadari bahwa suatu usaha walau sekecil apapun perlu ada manajemen yang baik, oleh karena itu penulis akan selalu tetap mendukung berdirinya koperasi. Selain itu penulis juga dapat menambah ilmu tentang manajemen koperasi yang baik.

b. Saran untuk Koperasi Karyawan Perdana Mandiri PT. Jamsostek (Persero) cabang Cawang yaitu
agar selalu memaksimalkan hasil kinerja dan laba, walaupun dengan keterbatasan sumber daya
manusianya.

Rabu, 18 November 2009

Tugas Kelompok Etika Profesi Akuntansi

ETIKA PROFESI AKUNTANSI

Dugaan Penggelapan Pajak Dalam Kaitannya Dengan Etika Profesi Akuntansi



Agita Dwi Rosani (27209022)
Lis Setiawati (27209017)
Nugraha Pramana Putra (27209023)
Yensi Anggraini (27209020)


4EB15

Universitas Gunadarma
2009



BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menghadapi arena pasar bebas yang kini tengah didepan mata, para pemain bisnis hendaknya memiliki moral dan etika yang baik guna terpenuhinya kebutuhan pengusaha baik golongan menengah keatas maupun kebawah.
Dalam perkembangannya etika merupakan studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya
Secara sederhana, etika dalam dunia bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnis yang dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain.
Berbicara mengenai bisnis tentunya berkaitan dengan dunia akuntansi yang juga memiliki etika dalam hal ini etika profesi akuntansi dan yang akan kami angkat disini ialah mengenai kasus penggelapan pajak. Pajak yang seharusnya dipenuhi guna pembangunan sebuah negara justru digelapkan, yang mungkin salah satu tujuannya agar perusahaan dapat meraup keuntungan yang lebih dengan cara tidak memenuhi kewajibannya yaitu membayar pajak. Hal ini perlu perhatian serius dari pemerintah karena fasilitas yang telah diberikan oleh negara sebaiknya tidak dibalas dengan cara yang demikian dan sebenarnya dapat merugikan bangsa dan negara Indonesia.


1.2 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari Makalah ini adalah :

1.Guna mengetahui pelanggaran etika seperti apa yang dilakukan oleh para pelaku
bisnis di Indonesia; dan
2.Guna mengetahui sanksi apa yang diberikan pemerintah Indonesia terhadap
pelanggaran etika profesi yang dilakukan para pelaku bisnis di Indonesia.

Sedangkan manfaat yang ingin diperoleh dari Makalah ini ialah sebagai berikut :

1.Bagi penulis, guna memperoleh informasi mengenai pelanggaran yang dilakukan
para pelaku bisnis dan sanksi yang diberikan oleh pemerintah Indonesia bagi
pelaku bisnis yang telah melakukan pelanggaran etika; dan
2.Bagi pembaca, guna memberikan pengetahuan mengenai kasus pelanggaran etika dan
penyelesaiannya di Indonesia.



BAB II

ISI


2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Etika Profesi Akuntansi

Etika berasal dari bahasa Yunani yakni ethos yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) etika adalah niali megenai benar atau salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Sedangkan menurut Maryani dan Ludigdo (2001 ) etika adalah seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi.
Dalam perkembangannya etika merupakan suatu studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya. Jika etika dikaitkan dengan dunia bisnis yang dalam hal ini ialah etika profesi akuntansi maka etika akan membentuk suatu aturan yang sebenarnya bukan hukum tapi wajib diingat guna kelangsungan kehidupan perusahaan dimasa yang akan datang.

2.1.2 Fungsi dan Jenis-Jenis Etika
Etika ada karena memiliki fungsi yang akhirnya akan mendatangkan manfaat bagi perusahaan yang menjalankannya, fungsi dari etika dijabarkan seperti berikut dibawah ini :
1. Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai
moralitas yang membingungkan;
2. Etika ingin menampilkan keterampilan intelektual yaitu keterampilan
untuk berargumentasi secara rasional dan kritis; dan
3. Orientasi etis ini diperlukan dalam mengambil sikap yang wajar dalam
suasana pluralisme.

Adapun etika memiliki jenis-jenis seperti dibawah ini :
1.Etika umum yang berisi prinsip serta moral dasar; dan
2.Etika khusus atau etika terapan yang berlaku khusus

2.1.3 Kasus Penggelapan Pajak 750 Penanam Modal Asing (PMA) Dalam Kaitannya
Dengan Etika Profesi Akuntansi

Sebanyak 750 Penanam modal Asing (PMA) terindikasi tidak membayar pajak dengan cara melaporkan rugi selama lima tahun terakhir secara berturut-turut. Dalam kasus ini terungkap bahwa pihak manajemen berkonspirasi dengan para pejabat tinggi negara dan otoritas terkait dalam melakukan penipuan akuntansi.
Manajemen juga melakukan konspirasi dengan auditor dari Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam melakukan manipulasi laba yang menguntungkan dirinya dan korporasi, sehingga merugikan banyak pihak dan pemerintah. Kemungkinan telah terjadi mekanisme penyuapan (bribery) dalam kasus tersebut.
Pihak pemerintah dan DPR perlu segera membentuk tim auditor independen yang kompeten dan kredibel untuk melakukan audit investigatif atau audit forensik untuk membedah laporan keuangan dari 750 PMA yang tidak membayar pajak. Korporasi multinasional yang secara sengaja terbukti tidak memenuhi kewajiban ekonomi, hukum dan sosialnya bisa dicabut izin operasinya dan dilarang beroperasi di negara berkembang.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu :
1. Memang beretika dalam berbisnis tidak akan memberikan keuntungan dengan
segera, karena itu para pelaku bisnis harusnya belajar untuk melihat prospek
jangka panjang;
2. Sebanyak 750 PMA melakukan penggelapan pajak tujuannya mungkin agar dapat
meraup keuntungan lebih banyak dengan tanpa harus melakukan pembayaran pajak;
dan
3. Sanksi hukuman di Indonesia masih lemah jika dibandingkan dengan sanksi
hukuman di AS. Di Amerika, pelaku tindakan kriminal di bidang keuangan
dikenai sanksi hukuman 10 tahun penjara sedangkan di Indonesia hanya diberi
sanksi berupa teguran dan pencabutan izin praktek.

3.2 Saran

Para pelaku bisnis dan profesi akuntansi harus mempertimbangkan standar etika demi kebaikan dan keberlangsungan usaha dalam jangka panjang.